New Template

Ads by Smowtion


Selasa, 04 Januari 2011

Benarkah Isa / yesus sebagai juru selamat / imam serta menebus dosa umat manusia nanti di hari qiamat ?






Yassiin:023
ءَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ ءَالِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?

Az-Zumar:044
قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan"
An-Najm:026
وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya

An-Nisaa`:041
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu [299]).
 
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 41
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا (41)
Ayat ini menggambarkan bagaimana keadaan manusia di akhirat nanti Allah SWT tidak... akan merugikan hamba-Nya yang mengerjakan kebaikan walaupun sedikit, tapi akan diberinya pahala yang berlipat ganda atas kebaikannya itu.
Allah menggambarkan pula, bagaimana keadaan manusia nanti kalau mereka berhadapan dengan saksi-saksi mereka. Saksi mereka adalah Nabi-nabi mereka. Tiap-tiap umat akan berhadapan dengan saksi mereka, seperti umat Yahudi, umat Nasrani dan Umat Islam, masing-masing umat itu akan dihadapkan ke hadapan saksinya, yaitu Nabi mereka masing-masing. Pada waktu itulah dapat diketahui siapa yang sebenarnya pengikut Nabi dan siapa yang hanya pengakuannya saja yang mengikuti Nabi, tapi amal perbuatannya mendurhakai Nabi. Maka siapa yang telah disaksikan oleh Nabinya bahwa dia betul-betul telah mengikuti ajaran Rasul, maka orang itu termasuk orang yang beruntung. Bila Nabinya berlepas diri dari mereka, karena amal perbuatannya dan kepercayaannya tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasul, maka mereka termasuk orang merugi. Nabi Muhammad saw, akan menjadi saksi bagi umat Islam nanti dan bagi semua manusia.
Firman Allah SWT:

وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس ويكون الرسول عليكم شهيدا
Artinya:
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu"
(Q.S. Al-Baqarah: 143)
Nabi Muhammad sampai mencucurkan air mata, ketika mendengarkan ayat ini dibacakan seorang sahabat kepadanya, memikirkan bagaimana hebatnya suasana pada hari akhirat, beliau akan melihat dengan jelas pengikut-pengikut beliau yang setia dan benar dan yang pura-pura dan palsu, sebagaimana diterangkan dalam hadis Nabi saw:

عن ابن مسعود قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اقرأ على قلت : يا رسول الله أقرأ عليك ? وعليك أنزل ? قال : نعم إني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت سورة النساء حتى أتيت إلى هذه الآية : فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد الخ فقال : حسبك الآية فإذا عيناه تذرفان
.
Artinya
Dari Ibnu Mas'ud dia berkata: "Rasulullah saw telah berkata kepada saya : "Tolong, bacakan kepada saya Alquran itu. Lalu saya menjawab: "Ya Rasulullah, akukah yang akan membacakan kepada engkau, padahal dia diturunkan kepada engkau?" Rasulullah berkata : "Betul, tapi saya ingin mendengarkannya dibaca oleh orang lain" Maka aku bacalah surat An Nisa' Ketika aku sampai membaca, ayat 41 ini maka beliau bersabda : "Sekarang cukuplah sebegitu saja". dan air matanya bercucuran keluar"
(H.R. Bukhari dan Muslim)

An-Nahl:089
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلَاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 89
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلَاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُد...ًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ (89)
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan kembali apa yang akan terjadi pada hari kiamat itu atas setiap umat, yakni kehadiran seorang Nabi dari mereka sendiri, yang akan menjadi saksi atas mereka.
Nabi Muhammad saw menjadi saksi pula atas umatnya. Dia sendiri pada hari akhir itu menjelaskan sikap kaumnya terhadap risalah yang dibawanya, apakah mereka iman dan taat kepada seruannya, ataukah mereka melawan dan mendustakannya. Para Nabi itulah yang paling patut untuk menjawab segala alasan dari kaumnya yang mematahkan segala alasan-alasan mereka.
Nabi-nabi itu di dalam memberikan kesaksian mereka, tentulah berdasarkan dan penghayatan mereka sendiri atau dari keterangan Allah SWT sebab mereka tidak lagi mengetahui apa yang terjadi atas umatnya sesudah mereka itu wafat. Pada hari itu Allah memerintahkan anggota tubuh mereka untuk memberikan kesaksian.
Firman Allah SWT:
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya:
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
(Q.S Yasin: 65)
Rasulullah mencucurkan air mata sewaktu sahabatnya Abdullah Ibnu Mas'ud membaca ayat yang serupa maknanya dengan ayat ini:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا (41)
Artinya:
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)".
(Q.S An Nisa': 41)
Abdullah Ibnu Mas'ud berhenti membaca, ketika tiba pada ayat ini, karena Rasul saw berkata kepadanya "cukup" kemudian memalingkan mukanya dan mencucurkan air mata.
Kedudukan menjadi saksi pada hari kiamat adalah kedudukan yang mulia akan tetapi berat. Rasul saw akan menjelaskan kepada Allah pada hari kiamat keadaan umatnya sampai sejauh mana mereka mengamalkan petunjuk Alquran yang diwahyukan kepadanya. Tak ada alasan lagi bagi umat itu untuk tidak mempertanggungjawabkan pada hari kiamat itu tentang amal perbuatan mereka di dunia, sebab Alquran telah menjelaskan kepada mereka segala sesuatu, yang baik ataupun yang batal, yang halal dan yang haram, yang benar dan yang salah. Alquran memberikan pedoman, bagi manusia jalan mana yang lurus dan yang sesat, arah yang membawa bahagia dan arah yang membawa kesengsaraan.
Barang siapa membenarkan Alquran itu dan mengamalkan segala petunjuk yang terdapat di dalamnya, tentulah ia memperoleh rahmat dalam kehidupan dunia dan akhirat Alquran memberi kabar yang menyenangkan kepada orang yang taat dan tobat kepada Allah dengan kabar pahala yang besar di akhirat dan kemuliaan yang tinggi bagi mereka.
Rasul saw yang diberi wahyu oleh Allah SWT menyampaikan Alquran itu, kelak akan dimintai pula pertanggungjawaban tentang tugas dan kewajibannya itu pada hari kiamat sebagaimana firman Allah:

فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ وَمَا كُنَّا غَائِبِينَ (7)
Artinya:
Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus Rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) Rasul-rasul (Kami).
(Q.S Al A'raf: 7)
Penjelasan Alquran kepada manusia tentang masalah-masalah agama ada yang terperinci, ada pula yang umum. Rasul saw menjelaskan ayat-ayat Allah yang masih bersifat umum itu.
Firman Allah SWT:

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya:
Dan Kami turunkan kepadamu Alquran agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan".
(Q.S An Nahl: 44)
Kecuali menjelaskan ayat-ayat yang umum, Rasul saw menetapkan pula petunjuk-petunjuk dan hukum-hukum yang bertalian dengan urusan agama dan akhlak.
Muslim
Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Fudlail bin Husain al-Jahdari] dan [Muhammad bin Ubaid al-...Ghubari] dan lafazh milik Abu Kamil dia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah akan mengumpulkan manusia pada Hari Kiamat. Ketika itu mereka memandang penting masalah syafaat." Ibnu Ubaid menyebutkan, "Mereka diberi ilham untuk menanyakan hal itu. Mereka berkata, 'Sekiranya saja kita dapat memohon syafaat kepada Tuhan, agar Dia mengizinkan kita beristirahat dari keadaan kita ini. Lalu mereka pergi kepada Nabi Adam Alaihissalam, lalu berkata, 'Wahai Adam! Kamu adalah bapak semua manusia. Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan roh ke dalam badanmu serta telah memerintahkan para malaikat supaya sujud kepadamu. Syafaatilah kami di hadapan Tuhanmu, agar mengizinkan kami beristirahat dari keadaan begini'. Adam menjawab, 'Aku bukan pemilik hak memberikan syafa'at -Adam lalu menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya, sehingga membuatnya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut-, akan tetapi datanglah kepada Nuh, Rasul pertama yang diutus oleh Allah'. Lantas mereka pergi menemui Nabi Nuh Alaihissalam, namun beliau berkata, 'Aku bukanlah orang yang bias memberikan syafa'at -lalu menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya hingga membuatkannya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut-, akan tetapi datanglah menemui Nabi Ibrahim Alaihissalam, yang telah dianggap sebagai kekasih Allah.' Mereka pun pergi menemui Nabi Ibrahim Alaihissalam, ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak memberikan syafa'at -lalu dia menyebutkan kesalahan yang pernah dilakukannya, hingga membuatnya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut- akan tetapi datanglah menemui Nabi Musa Alaihissalam, yang pernah diajak bicara oleh Allah dan diberi Kitab Taurat.' Mereka pun pergi menemui Nabi Musa Alaihissalam, namun ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak memberikan syafa'at -lalu dia menyebut kesalahan yang pernah dilakukannya, hngga membuatnya merasa malu kepada Tuhan karena kesalahan tersebut- akan tetapi kalian datanglah menemui Nabi Isa Alaihissalam, ruh Allah dan Kalimat-Nya.' Mereka pun pergi menemui Nabi Isa Alaihissalam, ruh Allah dan Kalimat-Nya. Namun ia juga berkata, 'Aku bukanlah orang yang berhak memberikan syafa'at, tetapi pergilah kamu semua kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, hamba Allah yang telah diampuni dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian'." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meneruskan sabdanya: 'Mereka datang kepadaku, lalu aku meminta izin kepada Tuhan. Aku pun diberi izin. Ketika aku melihat-Nya, aku menyungkurkan diri dalam keadaan bersujud. Dia memanggil-manggilku, kemudian berfirman kepadaku: 'Angkatlah kepalamu wahai Muhammad! Katakanlah sesuatu, niscaya kamu akan didengar. Mohonlah, niscaya kamu akan diberi. Syafaatilah, niscaya Aku akan terima syafaat yang kamu pinta. Aku mengangkat kepalaku dan memuji Tuhan dengan pujian yang telah diajarkan oleh Allah kepadaku. Kemudian aku memberi syafa'at. Lalu Allah memberikan kriteria (orang yang berhak mendapatkan syafa'at) kepadaku. Lalu aku mengeluarkan lagi orang-orang dari Neraka dan memasukkan mereka ke dalam Surga. Kemudian aku kembali jatuh bersujud. Maka Allah memanggilku sebagaimana Dia kehendaki kemudian berfirman kepadaku: 'Angkatlah kepalamu wahai Muhammad! Katakanlah, niscaya kamu akan didengar. Mohonlah, niscaya kamu akan diberi. Syafaatilah, niscaya Aku akan terima Syafaat yang kamu pinta." Perawi Hadits berkata, "Aku tidak mengetahui secara pasti pada kali yang ketiga atau kali yang keempat. Beliau bersabda: "Wahai Tuhanku! Yang masih ada di dalam Neraka hanyalah orang-orang yang ditahan oleh al-Qur'an, yaitu orang yang memang seharusnya kekal di dalam Neraka'." Ibnu Ubaid menyebutkan dalam riwayatnya, 'Qatadah berkata, "Maksudnya wajib kekal di dalamnya." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kaum mukminin berkumpul pada hari kiamat, lalu mereka memperhatikan hal tersebut, atau mereka diberi ilham hal tersebut, " sebagaimana hadits Abu Awanah." Dan dia menyebutkan dalam hadits tersebut, "Kemudian aku mendatanginya pada yang keempat kalinya atau aku kembali pada yang keempat kalinya lalu aku berkata, 'Wahai Rabbku, tidak tersisa kecuali orang-orang yang ditahan oleh al-Qur'an'." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin al-Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] dia berkata, telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah mengumpulkan kaum mukminin pada hari kiamat, lalu mereka diberi ilham untuk hal tersebut, " sebagaimana hadits keduanya." Dan dia menyebutkan pada keempat kalinya, "Maka aku berkata, 'Wahai Rabbku, tidak tersisa di neraka kecuali orang-orang yang ditahan al-Qur'an. Maksudnya yang harus kekal di dalamnya'."


Al-Baqarah:123  
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan [86] seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa`at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.


وَ اتَّقُوْا يَوْمًا لاَّ تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْئًا
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan [86] seseorang lain sedikitpun (pangkal ayat 123).

Satu kenyataan bahwa kemuliaan di sisi Allah Ta'ala hanyalah karena iman dan amal. Maka orang yang kosong imannya, berkurang-kurang amalnya, tidaklah dapat dilepaskan oleh temannya yang lain, baik ayah-bundanya atau gurunya sekalipun, dari azab yang akan dideritanya.

وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ
dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya

Tidaklah dapat ditebus atau dibayar, berapapun banyak uang tebusan, walau sebanyak isi bumi dan langit. Karena harta kekayaan buat menebus tidak ada. Orang pulang ke akhirat tidaklah membawa harta-benda untuk penebus diri.

Harta-benda manusia setelah dia mati telah kembali kepada yang empunya sejati yaitu Allah, lalu dipinjamkanNya kepada waris si mati. Dan apabila mereka telah punah, semua harta itu diambil kembali oleh yang Empunya.

Oleh sebab itu tidak ada sedikitpun hartabenda buat penebus diri dari azab di hari kiamat itu, karena tidak ada yang ditebuskan.

وَلاَ تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ
dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa`at kepadanya

Persangkaan mereka bahwa Nabi-nabi mereka akan dapat menolong, menjadi permintaan syafaat kepada Allah, minta diringankan, sebagai memintakan grasi, atau abolisi kepada Tuhan Allah, sebagai teradat di atas dunia ini, tidaklah akan berlaku di sana.

وَلاَ هُمْ يُنْصَرُ
kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong(ujung ayat 123).
Tidak ada yang akan menolong karena semua manusia dan semua Malaikat, dan semua Jin dan syaitan pada waktu itu adalah mempertanggungjawabkan dosa atau jasa mereka sendiri- sendiri.

Dengan ini tertolak pulalah kepercayaan bahwa Isa al-Masih menebus dosa manusia dengan mati di kayu salib.Penolong satu-satunya hanya Allah. Tetapi pertolongan Allah tidaklah ada faedahnya kalau diminta pada waktu itu, melainkan dari hidup sekarang inilah. Asal periiatahNya diikut, laranganNya dihentikan, urusan di Hari Akhirat itu tidak akan sukar lagi

Ar-Ruum:044
مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ
Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan),

 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ar Ruum 44
مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِأَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ (44)
Ayat ini merupakan komentar atas ayat 43 tersebut di atas. Siapa saja yang menghadapkan wajahnya kepada agama yang lurus sebetulnya ia telah meratakan jalan bagi dirinya kepada tempat yang bagus. Siapa yang beramal saleh, sesungguhnya dia telah mempersiapkan dirinya untuk hal-hal yang menyebabkan mendapat ketenangan di waktu beramal saleh itu dan juga di hari akhirat kelak.
Siapa yang mensyukuri Allah dan menjauhkan dirinya dari perbuatan jelek, membuat dosa, maka ia akan mendapat ganjaran di akhirat kelak.


 Al-Fushshilat:046
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.

0 komentar:

Posting Komentar