New Template

Ads by Smowtion


Senin, 17 Januari 2011

BERHALA ABAD 21

oleh Seribu Satu pada 04 Januari 2011 jam 12:28
An-Nisaa`:117 
إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطَانًا مَرِيدًا
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala [349], dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka,
 
Sekitar 4.000 tahun lalu, ketika Nabi Ibrahim prihatin melihat penguasa dan masyarakatnya yang tak kunjung mengerti kesesatan jalan hidup yang ditimbulkan berhala-berhala yang disembah mereka selain Allah Ta’ala.

Dakwah dan nasehat tak kunjug didengar dan dimengerti. Ibrahim mencoba masuk ke dalam persoalan itu agak lebih dalam, yakni menghancurkan semua patung itu, kecuali yang terbesar ia tinggalkan berdiri.

Tujuannya tak lain agar dapat kesempatan berdialog dengan lebih terbuka dengan para pemuja patung-patung itu. Ibrahim akan berdialog dengan logika sederhana dan sangat mudah dimengerti oleh siapa saja yang mempunyai sedikit intelektualitas dan fitrah yang masih bersih.

Dengan demikian Ibrahim berharap bahwa para penguasa dan masyarakatnya sadar akan kekeliruan fatal yang mereka lakukan dalam kehidupan dunia yang sementara ini yang berefek buruk di akhirat nan abadi.

Target Ibrahim untuk berdialog itu tercapai, namun hasilnya nihil. Ibrahim belum berhasil mengetuk hati nurani dan pikiran kaumnya untuk menyadari kebatilan yang mereka yakini dan sembah selama ini dan kemudian kembali kepada fitrah manusia sejati, yakni mentauhidkan Rabbul ‘Izzah yang menjadi misi utama dakwah Ibrahim dan para Nabi Allah lainnya.

Sebaliknya, sebuah lelucon dan cara berfikir yang tidak bermutu dipertontonkan oleh penguasa dan masyarakat Ibrahim yang sudah kecanduan menyembah berhala.

Bagaimana tidak? Saat mereka mendengar jawaban Ibrahim terkait tuduhan penghancuran patung-patung itu seperti, “
Al-Anbiyaa`:063  
قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ
Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara".
Mereka malah berkata : “Kemudian mereka menundukkan kepala mereka, (tertegun sejenak sambil berkata), Andakan tahu mereka tidak bisa bicara?”. Nah, saat itulah esensi pesan yang akan disampaikan Ibrahim mendapatkan momen terbaiknya. Lalu Ibrahim berkata : “Loh, kenapa kalian menyembah (tuhan-tuhan) selain Allah yang tidak bisa memberi manfaat dan mudarat pada kalian sedikitpun? Celakalah kalian dan apa saja yang kalian sembah selain Allah. Apakah kalian tidak berakal?”.
Al-Anbiyaa`:066 
قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا يَضُرُّكُمْ
Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfa`at sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?"


Al-Anbiyaa`:067  
أُفٍّ لَكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?

Mendengar argumentasi Ibrahim yang sangat sederhana namun memiliki makna yang dalam dan kejujuran fitrah itu bukannya mereka sadar, melainkan panik dan kehilangan akal serta kendali diri sambil berkata : “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kalian (tuhan kok dibantu?) jika kalian benar-benar hendak berbuat (sesuatu terhadap tuhan-tuhan kalian itu)”.

Al-Anbiyaa`:068 
قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا ءَالِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ
Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".

Inilah bentuk kebodohan dan ketumpulan hati, pikiran dan fitrah orang-orang yang sudah menikmati ubudiah (pengabidian) kepada berhala. Bersikap frontal, ekstrim dan bahkan melakukan teror terhadap para Nabi dan pengikut mereka yang setia mendakwahkan ajaran tauhid dan keimanan. Kondisi seperti itu terekam sepanjang sejarah para Nabi dan Rasul, tak terkecuali saat Nabi Muhammad Saw. diutus menjadi Rasul akhir zaman. Kasus berhalaisme sepanjang zaman sama saja, kendati para pelakunya berbeda.

Memang, secuil fakta di atas terjadi lebih dari 4.000 tahun lalu. Bagaimana pula kondisi sekarang di mana kita hidup di abad 21 yang sedang mengalami revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi super canggih ini?

0 komentar:

Posting Komentar