New Template

Ads by Smowtion


Senin, 04 Juli 2011

Agama

 
1. Yang dikatakan agama itu adalah beberapa perintah Allaah dan Rasul Nya dan beberapa larangan ALLAAH dan larangan Rasul Nya


Al-Insaan:002

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur [1536] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

Perintah itu ada dua macam
perintah yg berhubungan dengan hal keduniaan
perintah yg berhubungan dengan hal ibadat

Perintah kedunian itu mesti dikerjakan tetapi cara caranya tidak mesti sama dengan perbuatan Nabi, seperti perang.

Adapun perintah yang berhubungan dengan hal Ibadat itu wajib kita kerjakan menurut sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang karena perkara ibadat itu tak dapat di atur atur dan difikir fikir oleh manusia

semisal, dapatkah kita fikirkan dengan jelas mengapa kita diperintah tayammum waktu tidak ada air, dan kenapa shalat shubuh 2 rakaat saja sedangkan Zuhur 4 rakaat padahal waktu shubuh itu jauh lebih lapang / leluasa

2. Tiap tiap perkara dunia pada ashalnya harus, boleh dikerjakan dan boleh tidak, melainkan mana yg diwajibkan oleh agama maka wajib kita kerjakan dan mana yang dilarang tidak boleh kita kerjakan

3. Tidak boleh beribadat menurut kemauan dan cara kita sendiri

An-Najm:003

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quraan) menurut kemauan hawa nafsunya.

4. Berbuat Bid'ah itu terlarang keras dalam agama karena sabda nabi,
Tiap tiap bid'ah itu sesat dan tiap tiap kesesatan itu di neraka (muslim dan Nasai)

Al-Jaatsiyah:018

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.


tetapi mohon jangan salah faham tentang larangan bid'ah itu. Bid'ah itu terlarang di dalam urusan ibadat bukan dalam urusan hal keduniaan karena sabda nabi,
Kamu terlebih mengerti hal urusan dunia kamu (Muslim)

Bahkan dipuji orang yg mengadakan Bid'ah yang baik di perkara dunia dengan sabda nabi,

Barangsiapa adakan di dalam Islam satu cara keduniaan yang baik maka ia dapat pahalanya dan sebanyak pahala orang orang yg mengikutinya / turut mengerjakannya dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala mereka . (Muslim)

5. Tidak boleh kita katakan perkara itu wajib, sunat dan perkara ini haram dan Makruh kalau tidak ada keterangan dari agama, karena wajib atau sunat itu artinya perkara dapat pahala dan haram atau makhruh itu perkaa yang tidak disukai oleh ALLAAH

An-Nahl:116

وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.

Maka bagaimanakah bisa seorang mengetahui hal yang ghaib kalau tidak diterangkan oleh agama ?

6. Di dalam agama dibenarkan Qias tetapi hanya dihukum keduniaan saja, tidak sekali kali dihukum ibadat.

Tidak pernah seorang pun dari sahabat sahabat Nabi mengambil Qias di dalam ibadat dan tidak pula imam imam mujtahidien bahkan telah berkata imam Syafie
Tidak ada Qias di hukum ibadat
dan dikatakan juga
Barangsiapa menganggap baik satu ibadat berarti ia telah membikin agama

Kata Imam Ar Ruyanie
Dan siapa yang membikin agama, kufurlah dia

Maksudnya bahwa apabila seorang menganggap baik akan suatu perkara ibadat dengan tidak ada keterangan dari agama maka berarti orang itu menambah satu ibadat maka barangsiapa menambah satu ibadat tidak syak lagi ia menjadi kafir

7. Kita wajib menerima Ijma' tetapi supaya tidak jadi salah faham perlu kita ketahui Ijma manakah yang wajib kita turuti. Ijma' yang wajib dituruti tidak lain melainkan Ijma' sahabat nabi.

An-Nisaa`:059

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur`an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Al-Mu`minuun:034

وَلَئِنْ أَطَعْتُمْ بَشَرًا مِثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi

Menuruti Ijma' itu tidak berarti menurut hukum yg mereka bikin dengan kemauan mereka sendiri tetapi berarti kita turut mengerjakan salah satu ibadat atau hukum yg mereka ramai ramai telah setuju mengerjakannya dengan kepercayaan kita bahwa mustahil mereka menyetujui mengerjakan sesuatu kalau mereka tidak melihat Nabi mengerjakannya di hadapan mereka.

Oleh sebab itu Nabi bersabda

Hendaklah kamu berpegang kepada cara cara ku dan cara cara khalifah khlaifah yang lurus yang terpimpin. (Abu Dawud)

Adapun Ijma' selain itu tidak boleh kita turuti dan juga tidak ada.
Berkata Imam Ahma bin Hanbal
Barangsiapa mengaku ada ijma maka orang itu pendusta

0 komentar:

Posting Komentar