New Template

Ads by Smowtion


Kamis, 06 Januari 2011

10 Wasiat Allah untuk manusia



Dalam surat al-An'aam terdapat tiga ayat yang secara rinci dan gamblang mengurai tentang sepuluh hal yang merupakan wasiat yang menjadi titik temu dan titik kesepakatan semua syariah samawiyah dan diserukan oleh semua agama monotheis, karena dia menjadi jaminan akan kebahagiaan ummat manusia. Ayat itu adalah :


Al-An`aam:151  
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar [518]". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).


Al-An`aam:152  
وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu) [519], dan penuhilah janji Allah [520]. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.

Al-An`aam:153  
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) [521], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
 
Inilah sepuluh wasiat tersebut :

Pertama : Larangan untuk menyekutukan Allah.

Shaad:065  
قُلْ إِنَّمَا أَنَا مُنْذِرٌ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.

 Asy-Syuaraa`:213 
فَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا ءَاخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِينَ
Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di`azab.
Allah Sang Mahatunggal sangat murka jika Dia disekutukan dengan siapapun dan dengan apapun. Dia Yang Mahaesa tidak mau disekutukan karena penyekutuan akan menggambarkan bahwa Dia tidak memiliki kemutlakan. Artinya bahwa Allah masih bisa berbagi dalam kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Dengan penyekutuan itu berarti merendahkan ketinggian Allah, menghinakan kemuliaan Allah, membatasi kekuasaan-Nya, melecehkan keagungan-Nya, menjatuhkan kebesaran-Nya.

Penyekutuan Allah dengan apapun adalah sebuah tindakan yang menciderai nama-nama Allah yang indah yang di dalamnya terkandungan kemahatunggalan Allah dalam semua tindakan-Nya. Semua Rasul menyerukan agar manusia mentauhidkan Allah dan mereka melarang semua ummatnya untuk menyekutukan-Nya. Sebab Allah masih bisa toleran terhadap dosa-dosa lain yang dilakukan hamba-Nya, sehingga Dia masih membuka pintu tobat selebar-lebarnya kecuali syirik. Syirik tidak ada ampunan, karena ia adalah refleksi merendahkan ketuhanan-Nya.

An-Nisaa`:048  
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
An-Nisaa`:116  
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
Bahkan jaminan luar biasa diberikan kepada orang yang tidak menyekutukan Allah bahwa dia akan masuk surga walaupun menanggung dosa-dosa. Dalam Bukhari dan Muslim dari Abu Dzar disebutkan :

: "أتاني جبريل فبشرني أنه من مات لا يشرك بالله شيئًا من أمتك، دخل الجنة. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق، وإن شرب الخمر"

Jibril dating menemuiku dengan memberi kabar gembira bahwa sesungguhnya barang siapa yang meninggal dari ummatmu dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah, maka dia akan masuk surga! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dua berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Walaupun dia minum minuman keras!

Maka janganlah pernah kita menyekutukan Allah dengan apapun dan dengan resiko apapun. Walaupun kita harus dibunuh, dipukul, dianiaya, diputus hubungan diboikot dan, dikucilkan dan semacamnya. Tauhid adalah pilihan pasti dan bagi seorang yang beriman kepada Allah.

Lukman al-Hakim pernah mewanti-wanti anaknya tentang masalah fundamental ini yang dikenal dengan wasiat Lukman. Dimana dengan indah dikisahkan dalam Al-quran sebagai berikut :

Luqman:013  
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Kedua : Berbuat baik kepada kedua orang tua.

Al-Israa`:023 
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia [850].

Berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban relijius dan asasi dalam kehidupan setiap manusia. Semua agama samawi memberikan penekanan yang sangat tegas terhadap masalah ini. Sang Nabi Agung Muhammad Saw mengatakan kepada kita bahwa sesungguhnya keridhaan kedua orang tua akan berdampak menjadikan Allah ridha dan kemurkaan keduanya akan membuat Allah murka. Lukman al-Hakim tokoh besar yang senantiasa dikaitkan dengan wasiatnya yang sangat mengagumkan juga tidak lupa mewanti-wanti akan perlunya berbuat baik kepada kedua orang tua.

Luqman:014  
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1181]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Ketiga : Allah melarang keras membunuh anak-anak kita.

Al-Israa`:031  
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
Dengan alasan karena khawatir dengan anak banyak maka kemiskinan akan mengiringi kita. Dengan anak banyak maka kesusahan akan menimpa kita, dengan anak banyak maka kesulitan akan mengepung kita. Orang-orang yang membunuh anak-anaknya itu telah membangun ketakutan dalam dirinya, merancang kecemasan dalam diri mereka sendiri. Sehingga benih-benih pikiran pesimistik ini membuat mereka mati langkah dan sekaligus membunuh daya kreativitas mencari jalan terbaik bagi kehidupan anak-anak mereka ke depan.

Mereka membangun jalan buntu di lorong-lorong pikirannya sebelum jalan buntu itu betul-betul menjadi realita.Ketakutan mencekam mereka dan kehidupan pasti tidak akan memihak pada mereka. Mereka kehilangan satu kata kunci bahwa sesungguhnya yang mengatur harta itu adalah Allah semata. Dialah Ar-Razzaq, Al-Ghani, Al-Mughni, Al-Baasith yang tangan-Nya tidak pernah berhenti memberi.

Keempat : Allah melarang kita semua itu melakukan tindakan-tindakan keji baik yang lahir dan tampak maupun yang bathin tersembunyi.

Al-A`raaf:033  
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."

Yang lahir adalah perbuatan yang dilakukan dengan terang-terangan dimana pelakunya tidak takut lagi mendapatkan cela, sementara yang bathin adalah perbuatan yang dilakukan secara sembunyi dan [elakunya khawatir mendapatkan celaan dari orang-orang yang melihatnya. Seperti perzinahan, perselingkuhan, korupsi dan lainnya.

Kelima : Larangan membunuh manusia tanpa alasan yang diperkenankan oleh agama.

 Al-Israa`:033 
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ إِنَّهُ كَانَ مَنْصُورًا
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar [853]. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan [854] kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
Tidak ada alasan apapun membunuh orang lain kecuali dengan tiga alasan yang Rasulullah sebutkan :

"لا يحل دم امرئ مسلم يشهد أن لا إله إلا الله، وأني رسول الله إلا بإحدى ثلاث: الثيب الزاني، والنفس بالنفس، والتارك لدينه المفارق للجماعة"

Tidaklah halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku sebagai utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga alasan berikut : Seorang duda yang berzina, karena membunuh orang lain dan orang yang meninggalkan agama ini dan memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin (HR. Bukhari- Muslim).

Terorisme dengan membunuh sesama muslim atau juga non-muslim yang tidak berdosa termasuk yang Allah larang.

Keenam : Tidak boleh makan harta anak yatim dengan cara menkonsumsi harta anak yatim itu hingga tidak tersisa.

An-Nisaa`:006  
وَابْتَلُوا الْيَتَامَى حَتَّى إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ ءَانَسْتُمْ مِنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلَا تَأْكُلُوهَا إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَنْ يَكْبَرُوا وَمَنْ كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَنْ كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهِدُوا عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
Dan ujilah [269] anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).
Tugas orang yang mendapat titipan anak yatim yang belum sampai usia matang adalah menjaganya sebaik-baiknya, kalau mungkin mengembangkannya sehingga harta mereka bertambah tatkala berada di tangan kita. Kemudian kita serahkan manakala usia anak itu telah sampai pada usia matang. Dan kita lepas dari tanggung jawab.

Ketujuh : Sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil.

Al-Israa`:035  
وَأَوْفُوا الْكَيْلَ إِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Sebuah wasiat social yang menjamin akan terlahirnya sebuah stabilitas sosial dan menebarnya sikap dan sifat adil di tengah-tengah masyarakat. Wasiat ini sangat perlu diungkap karena kebanyakan manusia cenderung untuk melakukan kecurangan-kecurangan apalagi dalam masalah takaran dan timbangan. Kerusakan ummat-ummat terdahulu juga berkisar pada tipu menipu dalam takaran ini, sebagaimana dilakukan oleh kaum Nabi Syu'aib.

Kedelapan : Oleh sebab itulah Allah melanjutkan dengan menekankan agar setiap kita senantiasa berkata jujur dan apa adanya jangan ada dusta yang disenganya, jangan ada kebohongan sistimatis yang dibangun, jangan ada culas yang dijustifikasi.
 

 Ali-`Imraan:094  
فَمَنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah [213] sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim..

Baik Karena alasan budaya, kultur, tradisi, politik, apalagi dengan berdusta atas nama agama. Kejujuran adalah sebuah barang mahal yang hendaknya senantiasa ditebus dengan rasa dan dibeli dengan jiwa. Tidak banyak yang mampu melakukan kejujuran itu, tidak banyak orang yang memperjuangkannya, tidak banyak orang yang berminat menyebarkannya. Padahal bagi seorang beriman tak ada pilihan lain kecuali jujur saat bicara, jujur saat bersaksi, jujur kala berttansaksi, jujur kala berjanji. Jujur menjadi mahkota yang senantiasa menempel di kepala seorang mukmin.

Kesembilan : Janji adalah hutang yang senantiasa harus kita penuhi.

Al-Israa`:034  
وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa`at) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.

Janji adalah ikatan yang senantiasa harus kita jaga dan junjung tinggi. Jangan sampai kita yang berjanji kita pula yang mengingkari. Jangan sampai kita yang berjanji, kita pula yang memungkiri.


Kesepuluh : Ikutilah jalan Allah yang lurus dan jangan mengikuti jalan lain selain jalan Allah.

Al-An`aam:153  
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) [521], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
Jalan Islam, jalan kebenaran yang mengantarkan manusia pada kedamaian. Jalan yang mengantarkan manusia pada kekokohan dan kekukuhan. Jangan yang senantiasa terang karena senantiasa bertaburan cahaya, bermandikan nur yang memancar dari keimanan yang kuat, ibadah yang lurus dan ihsan yang terus menanjak.

Semoga kita mampu 10 wasiat Allah ini dengan sebaik-baiknya agar kita kembali kepada Allah dengan penuh suka cita. Amien.

diambil dari catatan
http://www.facebook.com/notes/seribu-satu/10-wasiat-allah-untuk-manusia/482876387502#!/notes/seribu-satu/10-wasiat-allah-untuk-manusia/482876387502

0 komentar:

Posting Komentar