New Template

Ads by Smowtion


Sabtu, 15 Januari 2011

BERISTIGHFAR DALAM KENIKMATAN


oleh Muswandi Idnaw pada 10 Januari 2011 jam 15:17


BERISTIGHFAR  
DALAM KENIKMATAN


Dzun Nun al-Mishri. seorang sufi dari Mesir berkata:
“Taubat kalangan awam adalah taubat dari dosa, dan
taubat kaum terpilih adalah taubat dari kealpaan.”                      

Bicara soal istighfar, sayangnya banyak kaum muslimin yang masih terjebak dengan pemahaman secara lahiriah. mereka beranggapan membaca ‘astaghfirullah’ sebanyak tujuh puluh kali atau seratus kali usai shalat fardhu sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. telah cukup bagi dirinya untuk membersihkan dosa-dosanya. Ada yang beranggapan dengan tasbih ditangan dengan lisan yang tak pernah putus melafazkan kalimat istighfar cukuplah sudah bagi dirinya untuk mendapatkan pengampunan dari Dzat Yang Maha Pengampun dan Penerima Taubat.

     Saudaraku, memang benar istighfar merupakan amalan dengan ucapan. Tapi istigh far harus diikuti dengan bertaubat, sebagai suatu tindakan nyata. Istighfar adalah per nyataan kembali kepada Allah, sedangkan taubat adalah perbaikan hubungan antara manusia dengan Allah.

 Hud:012 
فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.


    Jadi, pengucapan istighfar haruslah disertai dengan penyesalan. Sebab penyesalan itu diungkapkan dengan merebahkan diri (sujud) dihadapan-Nya seraya menangis dalam munajat. Sedangkan kepada  manusia, penyesalan dilakukan dengan mengakui terus terang semua kesalahan yang kita lakukan kepadanya, meminta maaf dengan sungguh-sungguh.Pengungkapan kalimat istighfarpun sejatinya harus dilakukan dengan lisan dan hati.Tak ada gunanya istighfar jika hati kita masih main-main, lalai ,dan buta. Kendati lisan ini basahi lidah siang dan malam, tapi jika hati masih dalam keadaan lalai, niscaya istighfar itu tidak akan membawa manfaat sedikitpun bagi dirinya. Karena itulah istighfar harus dibarengi dengan pertaubatan yang sungguh-sungguh.

      Namun, istighfar tidak harus selalu dipandang sebagai pertaubatan atas perbuatan maksiat atau perbuatan tercela lainnya. Melainkan ia dapat berfungsi sebagai pertau batan atas kelalaian yang kita lakukan.

     Imam ‘Ali bin Abi Thalib r.a berkata, “ Astaghfirullah sebenarnya hanya dimaksudkan bagi orang-orang yang berkedudukan tinggi (tingkatan dalam ber-ibadah). Sebelum mengucapkan astaghfirullah sebaiknya  hati orang yang mengucapkannya dipenuhi ter lebih dahulu dengan makna yang terkandung dalam kata tersebut, yaitu:
Pertama, penyesalan untuk perbuatan salah yang telah dilakukan.
Kedua, bertekad dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan salah (yang sama) tersebut.
Ketiga, mengembalikan hak-hak manusia yang sudah kamu rampas agar kamu mengha dap Allah swt. dengan bersih, tanpa ada satupun kezaliman yang harus di pertanggung jawabkan.
Keempat, mengganti kewajiban yang sudah diabaikan sehingga kita berlaku adil atas nya.
Kelima, berkenaan dengan daging tubuhmu yang tumbuh dari rezeki yang haram, hilang kan daging itu dengan kesedihan (menyadari kesalahan secara mendalam) sampai ada rezeki yang halal.
Dan Keenam, usahakan agar agar tubuhmu merasakan pedihnya ketaatan sebagai mana dahulu tubuhmu yang sama merasakan lezatnya kemaksiatan.”

     Bagi para pejalan ruhani, istighfar diartikan sebagai rasa syukur mereka kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagaimana rasa syukur yang ditunjukkan  oleh Rasulullah saw. yang senantiasa beristighfar tujuhpuluh atau seratus kali usai shalat fardhu.

    Rasulullah bersabda. “Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan men jadikan untuk setiap kesedihannya - jalan keluar, dan untuk setiap kesempitannya – kelapangan, dan Allah mengaruniainya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka nya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Hakim).

      Saudaraku, ternyata kebahagiaan dan kesuksesan hidup bukan karena kita cerdas atau karena kerja keras semata. Orang yang beriman, sangat meyakini bahwa kebaha giaan dan kesuksesan hidup adalah berkat pertolongan Allah swt. Dengan istighfar, kita memohon ampunan dan kasih sayang Allah. Bila Allah mengampuni kita, Dia  memberi kan lebih dari sekadar menghapus dosa-dosa kita. Dia menerima taubat kita dan datang menolong kita ( QS. Ali Imran : 31). Dia membantu kita memperbaiki kerusakan yang kita timpakan atas diri kita sendiri (QS. al-Ahzaab : 71) dan Dia membimbing kita kepa da perbaikan (QS. al-Hadiid :28).

Ali-`Imraan:031  
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 

Al-Ahzab:071  
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
 
Al-Hadiid:028  
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَءَامِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

      Lalu mengapa kita enggan beristighfar ? Bukankah Allah swt, Berfirman, “Katakan, jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah saya (Nabi) niscaya Allah mencintai kalian.” Dan salah satu ritual perjalanan taubat Nabi saw. adalah mengkontinyukan istighfar. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda, “Sesungguhnya Dia menutupi hatiku, maka saya memohon ampun kepada Allah sehari tujuhpuluh kali.” (HR. Muslim dan Abu Daud).

      Bukankah istighfar merupakan aktivitas  para Nabi Allah ? Lihatlah al-Qur’an mere kam peristiwa istighfar mereka: Nabi Adam as (QS.al-A;raaf: 23), Nabi Nuh as ( QS. Nuuh :28), Nabi Ibrahim as (QS. al-Mumtahaah :4-5), Nabi Musa as (QS. al-Qashah : 16), Nabi Yunus as saat dalam perut ikan  (QS.al-Anbiyaa’ :87-88), dan Nabui Daud as (Qs. Shaad : 24-25).

 Al-A`raaf:023 
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

 Nuh:028 
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا
Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".   
 Al-Mumtahanah:004 
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka : "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya [1471]: Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali."


Al-Mumtahanah:005  
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
 Al-Qashash:016 
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Musa mendo`a: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Yunus:087 
وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى وَأَخِيهِ أَنْ تَبَوَّآ لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوتًا وَاجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman".


Yunus:088  
وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ ءَاتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami - akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih."
Shaad:024 
قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَى نِعَاجِهِ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ وَظَنَّ دَاوُدُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ
Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat

Dzun Nun al-Mishri, seorang sufi dari Mesir berkata, “Taubat kalangan awam ada lah taubat dari dosa, dan taubat kaum terpilih adalah taubat dari kealpaan”.

      Dengan beristighfar, kita berupaya menyalakan kembali kesadaran dan kebutuhan kita kepada Allah azza wa jalla. Kita mendekatkan diri kepada-Nya, menghilangkan jarak antara kita dengan-Nya. Sehingga Allah selalu hadir dalam kehidupan kita, baik di saat suka maupun duka, lapang maupun sempit. Karena, sesulit apapun masalah kita, Allah swt. selalu membukakan pintu-pintu solusi bagi para ahli istighfar.

      Kepada Tuhan kita ungkapkan penyesalan dengan bersimpuh memohon ampunan-Nya. Kepada hamba-hamba-Nya, kita harus mengaku terus terang segala kesalahan yang pernah kita lakukan terhadap mereka. Kita harus memperbaiki hak-haknya yang telah kita ambil atau rampas.

      Karena itu saudaraku, jangan merasa telah menjadi ahli zikir atau ahli istighfar jika istighfar kita masih sebatas lisan, biarpun Anda menghabiskan ribuan istighfar setiap harinya.

 Suatu hari, Imam Ali bin Abi Thalib melewati seseorang yang sedang berkata :
 Astaghfirullah. Imam Ali lalu menegurnya. “Celakalah kamu ! Tahukah kamu apa arti istighfar ? Istighfar ada pada tingkatan yang sangat tinggi !

 “Saudaraku, bandingkan dengan istighfar yang selalu kita ucapkan, dari bangun pagi  sampai menjelang tidur. Adakah ia hanya sekadar ucapan, ataukah ia telah memenuhi keenam syarat di atas? Masya Allah, ternyata dalam bahasanya Rabi’ah al-Adawi yyah, “Istighfar  kita  masih  memerlukan  istighfar!”
Masihkah kita berani mengatakan istighfar kita sudah lurus dan benar ? Sekali lagi, ternyata istighfar kita masih memerlukan istighfar !

       Mengapa baginda Nabi Muhammad saw. yang ma’shum, yang suci dari segala macam bentuk dosa masih beristighfar, memohon ampun dari Allah? Tak lain karena ungkapan rasa syukur beliau kepada Sang Pencipta. Ibnu Umar r.a. yang pernah duduk bersama Rasulullah saw berkata,“Aku menghitung lebih seratus kali Rasulullah saw mengucapkan: “Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat dan Maha Pengampin.” (HR. Ahamad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

     Oleh karena itu, sudah menjadi wajib hukumnya bagi pejalan ruhani untuk setiap hari senantiasa membasahi lidahnya dengan istighfar. Bedanya, jika Rasulullah beristighfar dengan hitungan seratus, pantaskah kita  yang penuh dengan dosa ini beristghfar seba nyak bilangan seratus juga? Para pejalan ruhani menyadari diri mereka tak pantas beristighfar seratus kali sehari, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw. Dikisahkan bahwa suatu ketika ada orang bertanya kepada Khalid bin Mi’dan, seorang ahli ibadah, “Berapa kali kamu istighfar dalam sehari.” Dia menjawab, “Seratus ribu ke cuali jika jari ini salah menghitung.”

     Saudaraku, beristigfarlah setiap hari, dalam keadaan apapun, susah maupun se nang, malam dan siang hari, di kendaraan atau di rumah, usai shalat atau saat hendak tidur. Nikmatilah keindahan beristighfar, baik saat mendapatkan musibah atau meneri ma rezeki. Sebab istighfar adalah pintu penjaga kita dari kebinasaan, mendatangkan rezeki, menambah harta dan keturunan. Dalam kitabnya yang berjudul Ihfazhillah Yahfazka, DR. A’idh bin Abdullah al-Qarni mengatakan bahwa istighfar sesungguh nya memiliki 3 (tiga) faedah:

     Pertama, Allah tidak akan menimpakan kebinasaan kepadamu di dunia. Ja’far ash- Shadiq berkata.” Apabila petir jatuh dari langit maka ia pasti menimpa semua hamba ke cuali orang yang memohon ampunan kepada Allah (beristighfar), karena Allah swt telah berfirman, “ Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal : 33)

 Al-Anfaal:033 
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun [608]

     Kedua, istighfar akan mendatangkan kenikmatan yang baik pada rezeki, tubuh,   dan keturunan. Allah swt. berfirman,” Dan hendaklah kamu meminta  ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepada-Nya (jika kamu mengerjakan yang demikian, niscaya Dia akan memberikan nikmat yang baik (terus menerus) kepadamu.” (QS. Huud: 3)

       Ketiga. istighfar akan menambah harta dan keturunan. Nabi Nuh a.s. berkata: “Maka aku katakan kepada mereka, ‘mohon ampun kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan  untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai’.” (QS.Nuuh: 10-12)

Nuh:010 
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
maka aku katakan kepada mereka: `Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,


Nuh:011  
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,


Nuh:012  
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

      Dengan demikian tak ada yang sia-sia dengan istighfar. Bagi para pendosa, istighfar merupakan gerbang bagi dirinya untuk memasuki pintu taubat. Bagi pejalan ruhani, istighfar merupakan ungkapan syukur dirinya  kepada Allah Azza wa Jalla,sang Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi.
     Saudaraku, mulailah beristighfar dengan sungguh-sungguh agar selain memohon ampunan dan taubat, juga akan membuka pintu rezeki dan mendapat ridha  Allah.
 Insya Allah. . . . .

                                             ----------oOo----------













astagfirallah al-aziiim

0 komentar:

Posting Komentar